Upaya menghargai waktu dapat diwujudkan dengan mengoptimalkan waktu yang tersedia sesuai dengan kemampuan yang dimiliki seseorang. Manajemen waktu yang baik seharusnya tidak hanya terfokus untuk memujudkan sejumlah prioritas dalam aktivitas sehari-hari, tetapi juga pengaturan waktu tidur yang optimal di malam hari sesuai dengan kadar yang dibutuhkan. Tidur dengan optimal merupakan hal yang penting bagi tubuh. Saat tidur, tubuh akan memulihkan dirinya dan memperbaharui energi dan kekuatan tubuh akan berfungsi dengan baik kembali. Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya dalam ayat QS Al-Furqan 25:47, QS Ar-Ruum 30:23.
“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (QS. 25:47)”
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. (QS. 30:23)”
Pada kenyataannya, sebagian besar orang tidak memahami makna tidur yang berkualitas dan menganggap tidur sebagai rutinitas setiap malam. Tidur sering dilakukan secara tidak teratur. Kualitas tidur yang kurang optimal tersebut menyebabkan sistem tidur menjadi tidak seimbang sehingga tubuh kehilangan energi lebih besar. Berdasarkan studi di University of California, diketahui bahwa orang yang tidur selama delapan jam atau lebih memiliki tingkat mortalitas 50% lebih tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kuantitas (durasi) tidur tidak berpengaruh posifit pada seseorang. Allah menciptakan manusia dan organ-organ tubuhnya untuk bekerja diwaktu siang dan beristirahat di malam hari. Manajemen waktu tidur optimal dimalam hari dalam tuntutan Islam dapat ditelaah dari ayat QS Adz Dzaariyat 51: 15-18.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan mata air. Mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS 51: 15-18)
Rasulullah juga mencontohkan untuk tidur di awal malam dan bangun diawal sepertiga malam terakhir. Dari Abu Barzah bahwa Rasulullah Saw. Membenci tidur sebelum Isya dan bercakap-cakap setelahnya (HR Bukhari-Muslim). Diriwayatkan juga dari Aisyah r.a bahwa Nabi Saw. Biasa tidur pada permulaan malam dan bangun pada akhir malam, kemudian mengerjakan shalat (HR Bukhari-Muslim). Selain tidur di awal malam Rasulullah menganjurkan untuk mematikan lampu ketika tidur. Hal tersebut sesuai dengan hadis, “Matikanlah lampu-lampu di waktu malam jika kalian hendak tidur dan tutuplah pintu-pintu, bejana serta makanan dan minuman kalian”. (HR Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut dapat menjelaskan melalui mekanisme fisiologis pada manusia. Saat kondisi lingkungan mulai gelap, sintesis dan sekresi hormone melatonin oleh kelenjar pineal meningkat. Produksi hormon ini mempengaruhi aktivitas otak dalam menimbulkan rasa kantuk, sehingga semakin malam, orang akan merasa semakin mengantuk. Fungsi kantu adalah sebagai sinyal positif tubuh agara segera mengistirahatkannya. Hormon yang mempengaruhi irama sirkadian ini kemudian akan menyesuaikan sehingga terjadi sinkronisasi antara siklus tidur dengan siklus pergantian siang dan malam di lingkungan.
Tidur yang berkualitas di malam hari merupakan upaya optimalisasi dalam detoksifikasi untuk menetralkan toksin yang mengontaminasi tubuh. Detoksifikasi tubuh terjadi terutama pada hati, tercapai otipmal pada saat tidur. Mekanisme tersebut berkaitan erat dengan diproduksinya antioksidan sebagai penetral toksin. Pada tidur yang berkualitas, detoksifikasi hati dapat berjalan optimal, khususnya dalam pembentukan asam amino glutathione sebagai antioksidan yang menetralisasi stress oksidatif dan radikal bebas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen tidur dimalam hari dilakukan dengan tidur di awal malam dan bangun di awal sepertiga malam dengan mematikan lampu saat tidur. Tidur yang berkualitas di malam hari melalui manajemen tersebut menjadikan detoksifikasi hati berjalan dengan optimal melalui pembentukan antioksidan yang menetralkan stress oksidatif dan radikal bebas. Demikan, Islam mengatus segala sesuatu dengan sempurna. Apabila umat Islam mengamalkan secara keseluruhan tentu akan bermanfaat di dunia maupun diakhirat.
0 komentar:
Post a Comment